Yusuf menahan Benyamin sebagai tahanan
Yusuf menerima
saudara-saudaranya sebagai tamu selama tiga hari tiga malam. Setelah selesai
masa bertamu bersiap-siaplah mereka untuk pulang kembali ke negerinya, sesudah
karung-karung mereka diisi dengan penuh {gandum} dam bhn-bhn makanan lain yang mereka
perlukan.
Setelah berjabat tangan,
meminta diri dari Yusuf, bergeraklah kafilah mereka menuju pintu gerbang ke
luar kota. Tetapi sebelum kafilah sempat melewati batas kota, tiba-tiba
beberapa pengawal istana yang berkuda mengejar mereka dan memerintah agar
berhenti dan dilarang meneruskan perjalanan, sebelum diadakan pemeriksaan
terhadap barang-barang yang mereka bawa. Para pengawal mengatakan bahwa sebuah
piala gelas minum raja telah hilang dan mungkin salah seorang drp mereka yang
mencurinya.
Kafilah berhenti di
tempat dan dengan hairan berkatalah jurucakap mereka: "Demi Allah kami dtg
kemari bukannya untuk mengacau dan sgt tidak mungkin bahwa salah seorang drp
kami akan mencuri piala itu. Kami adalah putera-putera Ya'qub pesuruh Allah.
Kami sudah merasa berhutang budi kepada raja dan banyak berterimakasih atas
bantuan yang telah diberikan kepada kami. Masakan kami akan membalas kebaikan
hati raja dengan mencuri brg-brgnya? Namun untuk membenarkan kata-kata kami,
kami tidak berkeberatan karung-karung dan brg-brg kami dibongkar dan digeledah
sepuas-puasnya. Dan bila ternyata ada salah seorang drp kami yang kedapatan
piala itu di dalam kumpulan brg-brgnya, kami rela menyerahkannya kepada raja
untuk diberi ganjaran yang setimpal."
Penggeledahan dilakukan
oleh para pengawal, brg-brg serta karung-karung diturunkan dari atas punggung
unta, dibongkar dan diperiksa. Sejurus kemudian berteriaklah salah seorang
pengawal dengan memegang piala di tangannya seraya berkata: "Inilah dia piala
yang hilang."
Para anggota rombongan
terkejut, mengangakan mulut, sambil memandang satu dengan yang lain
kehairan-hairanan, seakan-akan masing-masing bertanya di dalam diri sendiri,
gerangan musibah apakah yang menimpa mereka ini? sgt berat bahkan tidak mungkin,
mereka akanpercaya bahwa salah seorang dari rombongan bersaudara itu melakukan
perbuatan yang akan mencemarkan nama baik mereka. Namun yang mereka saksikan
dengan mata kepalanya masing-masing tidak dpt dimungkiri dan ditolak
kebenarannya.