Yusuf dibebaskan dari penjara
Pada suatu hari berkumpullah
di istana raja Mesir, para pembesar, penasihat dan para arif bijaksana yang
sengaja diundang oelh untuk memberi takbir mimpi yang telah merunsingkan dan
menakutkan hatinya. Ia bermimpi seakan-akan melihat tujuh ekor sapi betina lain
yang kurus-kurus. Disamping itu ia melihat pula dalam mimpinya tujuh butir
gandum hijau disamping tujuh butir yang lain kering.
Tidak seorang drp.
pembesar-pembesar yang didatangkan itu yang dapat memberi tafsiran takbir bagi
mimpi Raja bahkan sebahagian drp mereka menganggapkannya sebagai mimpi kosong
yang tiada bererti dan menganjurkan kepada Raja melupakan saja mimpi itu dan
menghilangkannya dari fikirannya.
Pelayan Raja, pemuda
teman Yusuf dalam penjara, pada masa pertemuan Raja dengan para tetamunya, lalu
teringat olehnya pesan Nabi Yusuf kepadanya sewaktu ia akan dikeluarkan dari
penjara dan bahwa takbir yang diberikan oleh Nabi Yusuf bagi mimpinya adalah
tepat, telah terjadi sebagaimana telah ditakdirkan. Ia lalu memberanikan diri
menghampiri Raja dan berkata:" Wahai Paduka Tuanku! Hamba mempunyai
seorang teman kenalan di dalam penjara yang pandai menakbirkan mimpi. Ia adalah
seorang yang cekap, ramah dan berbudi pekerti luhur. Ia tidak berdosa dan tidak
melakukan kesalahan apa pun. Ia dipenjara hanya atas fitnahan dan tuduhan palsu
belaka. Ia telah memberi takbir bagi mimpiku sewaktu hamba berada dalam tahanan
bersamanya dan ternyata takbirnya tepat dan benar sesuai dengan apa yang hamba
alami. Jika Paduka Tuan berkenan, hamba akan pergi mengunjunginya di penjara untuk
menanyakan dia tentang takbir mimpi Paduka Tuan."
Dengan izin Raja, pergilah
pelayan mengunjungi Nabi Yusuf dalam penjara. Ia menyampaikan kepada Nabi Yusuf
kisah mimpinya Raja yang tidak seorang pun drp anggota kakitangannya dan para
penasihatnya dpt memberikan takbir yang memuaskan dan melegakan hati
majikannya. Ia mengatakan kepada Nabi Yusuf bahwa jika Raja dpt dipuaskan
dengan pemberian bagi takbir mimpinya, mungkin sekali ia akan dikeluarkan dari
penjara dan dengan demikian akan berakhirlah penderitaan yang akan dialami
bertahun-tahun dalam kurungan.
Berucaplah Nabi Yusuf
menguraikan takbirnya bagi mimpi Raja:" Negara akan menghadapi masa
makmur, subur selama tujuh tahun, di mana tumbuh-tumbuhan dan semua tanaman
gandum, padi dan sayur mayur akan mengalami masa menuai yang baik yang membawa
hasil makanan berlimpah-ruah, kemudian menyusuk musim kemarau selama tujuh
tahun berikutnya dimana sungai Nil tidak memberi air yang cukup bagi
ladang-ladang yang kering, tumbuh-tumbuhan dan tanaman rusak dimakan hama
ssedang persediaan bahan makanan, hasil tuaian tahun-tahun subur itu sudah
habis dimakan. Akan tetapi, Nabi Yusuf melanjutkan keterangannya, setelah
mengalami kedua musim tujuh tahun itu akan tibalah tahun basah di mana hujan
akan turun dengan lebatnya menyirami tanah-tanah yang kering dan kembali
menghijau menghasilkan bahan makanan dan buah-buahan yang lazat yang dpt
diperah untuk diminum."
" Maka jika
takbirku ini menjadi kenyataan ," Nabi Yusuf berkata lebih lanjut,"
seharusnya kamu menyimpan baik-baik apa yang telah dihasilkan dalam tahun-tahun
subur, serta berjimat dalam pemakaiannya untuk persiapan menghadapi masa
kering, agar supaya terhindarlah rakyat dari bencana kelaparan dan
kesengsaraan."
Raja setelah mendengar
dari pelayannya apa yang diceritakan oleh Nabi Yusuf tentang mimpinya merasakan
bahwa takbir yang didengarkan itu sgt masuk akal dan dpt dipercayai bahwa apa
yang telah diramalkan oleh Yusuf akan menjadi kenyataan. Ia memperoleh kesan
bahwa Yusuf yang telah memberi takbir yang tepat itu adalah seorang yang pandai
dan bijaksana dan akan sgt berguna bagi negara jikaia didudukkan di istana
menjadi penasihat dan pembantu kerajaan. Maka disuruhnyalah kembali si pelayan
ke penjara untuk membawa Yusuf menghadap kepadanya di istana.
Nabi Yusuf yang sudah
cukup derita hidup sebagai orang tahanan yang tidak berdosa, dan ingin segera
keluar dari kurungan yang mencekam hatinya itu, namun ia enggan keluar dari
penjara sebelum peristiwanya dengan isteri Ketua Polis Negara dijernihkan lebih
dahulu dan sebelum tuduhan serta fitnahan yang ditimpakan ke atas dirinya
diterangkan kepalsuannya. Nabi Yusuf ingin keluar dari penjara sebagai orang
yang suci bersih dan bahwa dosa yang diletakkan kepada dirinya adalah fitnahan
dan tipu-daya yang bertujuan menutupi dosa isteri Ketua Polis Negara sendiri.
Raja Mesir yang sudah
banyak mendengar tentang Nabi Yusuf dan terkesan oleh takbir yang diberikan
bagi mimpinya secara terperinci dan menyeluruh makin merasa hormat kepadanya,
mendengar tuntutannya agar diselesaikan lebih dahulu soal tuduhan dan fitnahan
yang dilemparkan atas dirinya sebelum ia dikeluarkan dari penjara. Hal mana
menurut fikiran Raja menandakan kejujurannya, kesucian hatinya dan kebesaran
jiwanya bahwa ia tidak ingin dibebaskan atas dasar pengampunan tetapi ingin
dibebaskan karena ia bersih dan tidak bersalah serta tidak berdosa.
Tuntutan Nabi Yusuf
diterima oleh Raja Mesir dan segera dikeluarkan perintah mengumpulkan para
wanita yang telah menghadiri jamuan makan Zulaikha dan terhiris hujung jari
tangan masing-masing ketika melihat wajahnya. Di hadapan Raja mereka
menceritakan tentang apa yang mereka lihat dan alami dalam jamuan mkn itu serta
percakapan dan soal jawab yang mereka lakukan dengan Nabi Yusuf. Mereka
menyatakan pesan mereka tentang diri Nabi Yusuf bahwa ia seorang yang jujur,
soleh, bersih dan bukan dialah yang salah dalam peristiwanya dengan Zulaikha.
Zulaikha pun dalam pertemuan itu, mengakui bahwa memang dialah yang berdosa
dalam peristiwanya dengan Yusuf dan dialah yang menganjurkan kepada suaminya
agar memenjarakan Yusuf untuk memberikan gambaran palsu kepada masyarakat bahwa
dialah yang salah dan bahwa dialah yang memperkosa kehormatannya.
Hasil pertemuan Raja
dengan para wanita itu di umumkan agar diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat
dan dengan demikian terungkaplah tabir yang meliputi peristiwa Yusuf dan
Zulaikha. Maka atas, perintah Raja, dikeluarkanlah Nabi Yusuf dari penjara
secara hormat, bersih dari segala tuduhan. Ia pergi langsung ke istana Raja
memenuhi undangannya.
Bacalah isi cerita ini dalam Al-Quran surah "Yusuf" ayat
43 sehingga ayat 53 :
Raja berkata {kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya}:
"Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus
dan tujuh butir {gandum} yang hijau dan tujuh butir lainnya yang kering. Hai
orang-orang yang terkemuka, terangkanlah kepadaku tentang takbir mimpiku itu,
jika kamu dapat menakbirkan mimpi."
Mereka menjawab: "{Itu} adalah mimpi-mimpi yang kosong dan
kami sesekali tidak tahu menakbirkan mimpi".
Dan berkatalah orang yang selamat di antara mereka berdua dan
teringat {kepada Yusuf} sesudah beberapa waktu lamanya; "Aku akan
memberitakan kepadamu tentang {orang yang pandai} menakbirkan mimpi itu, maka
utuslah aku {kepadanya} ".
{Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf ia berseru}: "
Yusuf, hai orang yang sgt dpt dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh
ekor sapi yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang
kurus-kurus dan tujuh butir {gandum} yang hijau dan {tujuh} lainnya yang kering
agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya".
Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun {lamanya}
sebagaimana biasa maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di butirnya
kecuali sedikit untuk kamu makan.
Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang
menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya {tahun sulit} kecuali
sedikit dari {benih gandum} yang kamu simpan.
Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi
hujan {dengan cukup} dan di masa mereka memeras anggur".
Raja berkata: "Bawalah dia kepadaku". Maka tatakala
utusan itu datang kepada Yusuf, berkatalah Yusuf: "Kembalilah kepada
tuanmu dan tanyakanlah kepadanya bagimana halnya wanita-wanita yang telah
melukai tangannya. Sesungguhnya Tuhanku, Maha Mengetahui tipu daya mereka".
Raja berkata: "{kepada wanita-wanita itu}, Bagaimana keadaan
kamu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya {kepadamu}?" Mereka
berkata: "Maha sempurnalah Allah, kami tidak mengetahui sesuatu keburukkan
drpnya". Berkata {Zulaikha} isteri Al-Aziz: "Sekarang jelaslah
kebenaran itu, akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya {kepadaku} dan
sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar".
Yusuf berkata: "Yang demikian itu agar dia {Al-Aziz}
mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidak berkhianat kepadanya di belakangnya,
dan bahwasanya Allah tidak meredhai tipu daya orang-orang yang
berkhianat.
Dan aku tidak membebaskan diriku {dari kesalahan}, karena
sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang
diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang".
{Yusuf : 43~53}
Yusuf diangkat sebagai wakil raja Mesir
Raja Mesir yang telah
banyak mendengar tentang Nabi Yusuf dari pelayannya, teman Nabi Yusuf dalam
penjara, dari kesaksian wanita-wanita, tamu Zulaikha dalam jamuan makan dan
dari Zulaikha sendiri, makin bertambah rasa hormatnya dan kagumnya terhadap
Nabi Yusuf setelah berhadapan muka dan bercakap-cakap dengan beliau sekeluarnya
dari penjara.
Kecerdasan otak Nabi
Yusuf, pengetahuannya yang luas, kesabaran , kejujurannya, keramah-tamahannya
dna akhlak serta budi pekerti luhurnya, menurut fikiran Raja akan sangat
bermanfaat bagi kerajaannya bila Nabi Yusuf diserahi pimpinan negara dan
rakyat. Maka kepada Nabi Yusuf dalam pertemuan pertamanya dengan Raja
ditawarkan agar ia tinggal di istana mewakili Raja menyelenggarakan
pemerintahan serta pengurusan negara serta memimpin rakyat Mesir yang
diramalkan akan menghadapi masa-masa sukar dan sulit.
Nabi Yusuf tidak menolak
tawaran Raja Mesir itu. Ia menerimanya asal saja kepadanya diberi kekuasaan
penuh dalam bidang kewangan dan bidang pengedaran bhn makanan, karena menurut
pertimbangan Nabi Yusuf, kedua bidang yang berkaitan antara satu sama lain itu
merupakan kunci dari kesejahteraan rakyat dan kestabilan negara. Raja yang
sudah mempunyai kepercayaan penuh terhadap diri Nabi Yusuf, terhadap kecerdasan
otaknya, kejujuran serta kecekapannya menyetujui fikiran beliau dan memutuskan
untuk menyerahkan kekuasaannya kepada Nabi Yusuf dalam suatu upacara penobatan
yang menurut lazimnya dan kebiasaan yang berlaku.
Pada hari penobatan yang
telah ditentukan, yang dihadiri oleh para pembesarnegeri dan pemuka-pemuka
masyarakat, Nabi Yusuf dikukuhkan sebagai wakil Raja, dengan mengenakan pakaian
kerajaan dan di lehernya dikalung dengan kalung emas, kemudian raja di hadapan
para hadiri melepaskan cincin dari jari tangannya lalu dipasangkannya ke jari
tangan Nabi Yusuf, sebagai tanda penyerahan kekuasaan kerajaan.
Setelah selesai
penobatan dan serah terima jabatan Nabi Yusuf A.S. maka Raja Mesir berkenan
untuk mengahwinkan Yusuf dengan Zulaikha {Ra'il} janda majikannya yang telah mati
ketika Nabi Yusuf A.S. masih dalam penjara.
Kemudian setelah Nabi
Yusuf bergaul dengan isterinya ia berkata:" Tidakkah ini lebih baik drp
apa yang anda kehendaki dahulu itu." Jawab Zulaikha {Raa'il}: "Wahai
orang yang jujur baik, jangan mencelaku. Anda mengetahui bahwa aku dahulu
sedemikian muda dan cantik, dalam keadaan serba mewah, sedang suamiku lemah,
tidak dpt memuaskan isteri dan dijadikan oleh Allah sedemikian tampannya, maka
aku kalah dengan hawa nafsuku". Demikianlah keadaannya, karena itu Nabi
Yusuf A.S. masih bertemu dengan Zulaikha dalam keadaan gadis, dan mendpt dua
orang putera drpnya, Ifratsim dan Minsya bin Yusuf.
Demikianlah rahmat dan
kurniaan Tuhan yang telah memberi kedudukan tinggi dan kerajaan besar kepada
hamba-Nya Nabi Yusuf setelah mengalami beberapa penderitaan dan ujian yang
berat, yang dimulai dengan pelemparannya ke dalam sebuah perigi oleh
saudara-saudaranya sendiri, kemudian dijual-belikannya sebagai hamba dalam
suatu penawaran umum dan pada akhirnya setelah ia mulai merasa ketenangan hidup
di rumah Ketua Polis Mesir datanglah godaan dan fitnahan yang berat bagi
dirinya di mana nama baiknya dikaitkan dengan suatu perbuatan maksiat yang
menyebabkan ia meringkok dalam penjara selama bertahun-tahun.
Sebagai penguasa yang bijaksana,
Nabi Yusuf memulakan tugasnya dengan mengadakan lawatan ke daerah-daerah yang
termasuk dalam kekuasaannya untuk berkenalan dengan rakyat jelata serta daerah
yang diperintahnya dari dekat, sehingga segala rancangan dan peraturan yang
akan diadakan dpt memenuhi keperluan dan sesuia dengan iklim dan keadaan
daerah.
Dalam masa tujuh tahun
pertama Nabi Yusuf menjalankan pemerintahan di Mesir, rakyat merasakan hidup
tenteram , aman dan sejahtera. Barang-barang keperluan cukup terbahagi merata
dijangkau oleh semua lapisan masyrakat tanpa terkecuali. Dalam pada itu Nabi
Yusuf tidak lupa akan peringatan yang terkandung dalam mimpi Raja Mesir, bahwa
akan dtg masa tujuh tahun yang sukar dan sulit. Maka untuk menghadapi masa itu,
Nabi Yusuf mempersiapkan gudang dan kepuk-kepuk bagi penyimpanan bhn mknan
untuk musim kemarau yang akan dtg.
Berkat pengurusan yang
bijaksana dari Nabi Yusuf, maka setelah masa hijau dan subur berlalu dan masa
kemarau kering tiba, rakyat Mesir tidak sampai mengalami krisi makanan atau
derita kelaparan. Persediaan bhn mknan yang dihimpun di waktu masa hijau dan
subur dpt mencukupi keperluan rakyat selama masa kering, bahkan masa dapat
menolong masyarakat Mesir yang sudah kekurangan bhn makanan dan menghadapi
bahaya kelaparan.
Kisah pengangkatan Nabi Yusuf sebagai penguasa Mesir diceritakan
dalam Al-Quran dalam surah "Yusuf" ayat 54 sehingga ayat 57 yang
berbunyi sebagai berikut:
"Dan Raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku
memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku". Maka tatkala raja telah
bercakap-cakap dengan dia, dia berkata: "Sesungguhnya kamu {mulai hari ini
menjadi seorang yang berkedudukkan tinggi lagi dipercayai pd sisi
kami}".
Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara {Mesir}
sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi
berpengetahuan".
Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri
Mesir {dia berkuasa penuh} pergi menuju ke mana saja ia kehendaki di bumi Mesir
itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada sesiapa yang Kami kehendaki dan Kami
tidak mensia-siakan pahala orang-orang yang berbuat baik.
Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik bagi orang-orang
beriman dan selalu bertakwa."
{Yusuf : 54 ~ 57 }
Pertemuan Yusuf A.S dengan saudara-saudaranya
Kemudian dtglah orang
berduyun-duyun dari kota dan desa-desa pinggiran Mesir, bahkan dari
negara-negara yang berhampiran Mesir yang sudah kekurangan bhn makanan bagi
rakyatnya. Mereka dtg bagi mengharapkan pertolongan Nabi Yusuf untuk memberi
kesempatan membeli gandum serta lain-lain bhn mknan yang masih tersedia dalam
gudang-gudang pemerintah.
Di antara para pendatang
yang ingin berbelanja di Mesir terdapat rombongan orang-orang Palestin,
termasuk di antara mereka ialah saudara-saudara Nabi Yusuf sendiri, ialah penyebab
utama bagi penderitaan yang telah di alaminya. Nabi Yusuf segera mengenal
mereka tetapi sebaliknya mereka tidak mengenal akan Nabi Yusuf yang pernah
dilemparkan ke dalam telaga. Bahkan tidak terlintas dalam fikiran mereka bahwa
Yusuf masih hidup, apa lagi menjadi orang besar memimpin negara Mesir sebagai
wakil Raja yang berkuasa mutlak.
Atas pertanyaan Nabi
Yusuf berkatalah jurucakap rombongan putera-putera Ya'qub: "Wahai Paduka
Tuan, kami adalah putere-putera Ya'qub yang kesemuanya adalah dua belas orang
Yang termuda di antara kami putera ayah yang bongsu kami tinggalkan rumah untuk
menjaga ayah kami yang talah lamjut usia dan buta pula. Seorang saudara lain
telah lama meninggalkan rumah dan hingga kami tidak mengetahui di mana dia
berada. Kami datang kemari atas perintah ayah kami, agar memohon pertolongan
dna bantuan Paduka Tuan yang budiman, kiranya dpt memberi kesempatan
memperkenankan kami membeli gandum dari pesediaan pemerintahan tuan, bagi
memenuhi keperluan kami yang sgt mendesak, sehubungan dengan krisis bhn makanan
yang menimpa daerah kami."
Berkata Nabi Yusuf
menjawab keterangan-keterangan saudaranya itu: "Sesungguhnya kami
meragukan identiti kamu dan menyangsikan keteranganmu ini. Kami tidak dpt
mengabaikan adanya kemungkinan bahwa kamu adalah mata-mata yang dikirim oleh
musuh-musuh kami untuk mengadakan kekecohan dan kekacauan di negeri kami
karenanya kami menghendaki memberi bukti-bukti yang kuat atas kebenaran
kata-katamu atau membawa saksi-saksi yang kami percaya bahwa kamu adalah
beul-betul putera-putera Ya'qub."
"Paduka Tuan Yang
bijaksana", menyambut jurucakap itu, "Kami adalah orang-orang musafir
gharib di negeri tuan, tidak seorang pun di sini mengenal kami atau kami kenal,
maka sukar sekali bagi kami pada masa ini memberi bukti atau membawa saksi
sebagaimana Paduka Tuan serukan. Maka kami hanya berpasrah kepada Paduka Tuan
untuk memberi jalan kepada kami dengan cara bagaimana kami dpt memenuhi seruan
paduka itu."
"Baiklah",
Nabi Yusuf berkata, "Kali ini kami memberi kesempatan kepada kamu untuk
membeli gandum dari gudang kami secukupnya keperluaan kamu sekeluarga dengan
syarat bahwa kamu harus kembali kesini secepat mungkin membawa saudara bongsumu
yang kamu tinggalkan dirumah. Jiak syarat ini tidak dipenuhi, maka kami tidak
akan melayani keperluan kamu akan gandum untuk masa selanjutnya." Berkata
abang kepada Yusuf yang tidak mengenalkannya itu: "Paduka Tuan kami
mengira bahwa ayah kami tidak akan mengizinkan kami membawa adik bongsu kami ke
sini, karena ia adalah kesayangan ayah kami yang sangat dicintai dan dia adalah
penghibur ayah yang menggantikan kedudukan saudara kami Yusuf, sejak ia keluar
dari rumah menghilangkan tanpa meninggalkan bekas. Akan tetapi bagaimana pun
untuk kepentingan kami sekeluarga, akan kami usahakan sedapat mungkin memujuk
ayah agar memngizinkan kami membawa adik kami Benyamin ke mari dalam kesempatan
yang akan datang."
Sejak awal Nabi Yusuf
melihat wajah-wajah saudaranya yang dtg memerlukan gandum, tidak ada niat
sedikit pun dalam hatinya hendak mempersukarkan missi mereka sebagai balas
dendam atas perbuatan yang mereka telah lakukan terhadap dirinya. Soal jawab
yang dilakukan dengan mereka hanya sekadar ingin mengetahui keadaan ayah dan
adik bongsunya, Benyamin yang sudah bertahun-tahun ditinggalkan dan hanya
sekadar taktik untuk mempertemukan kembali dengan ayah dan saudara-saudaranya
yang sudah lama terpisah.
Kemudian Nabi Yusuf
memerintahkan pegawai-pegawainya mengisi karung-karung saudaranya dengan gandum
dan bhn makanan yang mereka perlu. Sedang brg-brg emas dan perak yang mereka
bawa untuk harga gandum dan bhn makn itu, diisikan kembali ke dalam
karung-karung mereka secara diam-diam tanpa mereka ketahui.
Setibanya kembali di
Palestin berceritalah mereka kepada ayahnya Ya'qub tentang perjalanan mereka
dan bagaimana Yusuf menerima mereka, yang dipujinya sebagai penguasa yang
bijaksana, adil, sabar, rendah hati dan sangat ramah-tamah. Tanpa sedikit
kesukaran pun mereka telah diberikan hajat mereka dari gandum yang diisikan
sekali oleh pegawai-pegawai Yusuf ke dalam karung mereka.Disampaikan pula oleh mereka
kepada ayahnya, bahwa mereka diharuskan oleh Yusuf membawa adik bongsu mereka
ke Mesir, bila mereka dtg lagi untuk membeli gandum dan bhn mknan. Tanpa
membawa adik termaksud, mereka tidak akan dilayani dan diperkenankan membeli
gandum yang mereka perlukan. Karenanya mereka dari jauh-jauh mohon agar mereka
diperkenankan membawa adik mereka Benyamin bila mereka harus kembali ke Mesir
untuk membeli gandum.
Berkata Nabi Ya'qub
serta merta setelah mendengar cerita putera-puteranya:"Tidak,sesekali
tidak akanku berikan izinkan kepadamu untuk membawa Benyamin jauh drpku. Aku tidak
akan mempercayakan Benyamin kepadamu setelah apa yang terjadi dengan diri Yusuf
adikmu.Kamu telah berjanji akan menjaganya baik-baik, bahkan sanggup
mengorbankan jiwa-ragamu untuk keselamatannya.
Akan tetapi apa yang
telah terjadi adalah sebaliknya. Kamu pulang ke rumah dalam keadaan selamat,
sedang adikmu Yusuf, kamu lepaskan menjadi mangsa serigala. Cukuplah apa yang
telahku alami mengenai diri Yusuf dan janganlah terulang lagi kali ini mengenai
diri Benyamin".
Ketika karung-karung
yang dibawa kembali dari Mesir dibongkar, ternyata didalamnya terdpt
barang-barang emas dan perak yang telah mereka bayarkan untuk harga gandum yang
dibeli. Maka seraya tercengang bercampur gembira, berlari-larilah mereka
menyampaikan kehairanan mereka kepada ayahnya. Mereka berkata: "Wahai
ayah! KAmi tidak berdusta dalam cerita kami tentang itu penguasa Mesir orang
baik hati. Lihatlah brg-brg emas dan perak yang telah kami bayarkan untuk ganti
gandum yang kami terima, dipulangkan kembali ke dalam karung-karung kami tanpa
kami mengetahui. Jadi apa yang kami bawa ini adalah pemberian percuma dari
penguasa Mesir yang sgt murah hati itu."
Dengan diperolehnya
gandum, bantuan percuma dari putera yang tidak mereka kenali, keluarga Ya'qub
menjadi tenang dan merasa buat beberapa waktu, bahwa api didapur rumah akan
tetap menyala. akan tetapi persediaan yang terbatas itu tidak bertahan lama
jika tidak disusul dengan pengisian stok baru selama musim kemarau belum
berakhir. Demikianlah maka Nabi Ya'qub yang melihat persediaan gandumnya makin
hari makin berkurangan sedangkan tanda-tanda krisis makanan belum nampak,
terpaksalah ia mengutus putera-puteranya kembali ke mesir untuk memperoleh
bekalan untuk kedua kalinya dari Yusuf wakil Raja negeri itu. Dan karena
putera-putera Ya'qub tidak akan berangkat ke Mesir tanpa Benyamin, sesuai janji
mereka kepada Yusuf, maka terpaksa pulalah Ya'qub mengikut sertakan putera
bongsunya Benyamin dalam rombongan abg-abgnya.
Dengan iringan doa serta
nasihat si ayah, berangkatlah kafilah putera-putera Ya'qub yang terdiri dari
sebelas orang Setiba mereka diperbatasan kota berpisahlah menjadi beberapa
kelompok memasuki kota dari arah yang berlainan sesuai dengan pesan ayah mereka
untuk menghindari timbulnya iri hati penduduk serta prasangka dan tuduhan bahwa
mereka adalah mata-mata musuh.
Setibanya di istana
kerajaan mereka diterima oleh adik mereka sendiri Yusuf yang belum mereka kenal
kembali, dengan penuh ramah-tamah dan dihormati dengan jamuan makan. Bagi mereka
disediakan tempat penginapan untuk setiap dua orang sebuah rumah, sedang adik
bongsu Yusuf, Benyamin diajak bersamanya menginap didalam istana.
Sewaktu berada berduaan
dengan Yusuf, Benyamin mencucurkan airmata seraya berkata kepada abangnya yang
belum dikenal kembali: "Andaikan abgku Yusuf masih hidup, nescaya engkau
akan menempatkan aku bersamanya di sebuah rumah tersendiri sebagaimana
saudara-saudaraku yang lain." Yusuf lalu menghiburkan hati adiknya dengan
kata-kata: "Sukakah engkau bila aku menjadi abgmu menggantikan abgmu yang
hilang itu?" Benyamin menjawab: "Tentu namun sayang sekali bahwa
engkau tidak dilahirkan oleh ayahku Ya'qub dan ibuku Rahil."
Mendengar kata-kata si
adik yang merawankan hati itu, bercucurlah air mata Yusuf, lalu memeluk adiknya
sambil mengaku bahwa dia adalah Yusuf, abgnya yang hilang itu. Ia menceritakan
kepada adiknya penderitaan -penderitaan yang telah dialami sejak ia dicampakkan
ke dalam perigi , diperjual-belikan sebagai hamba sahaya, ditahannya dalam
penjara selama bertahun-tahun tanpa dosa dan akhirnya berkat rahmat dan
kurniaan Tuhan diangkatlah ia sebagai wakil raja yang berkuasa mutlak. Yusuf
mengakhiri beritanya dengan berpesan kepada adiknya, agar merahsiakan apa yang
telah ia dengarkan dan jangan sampai diketahui oleh saudara-saudaranya yang
lain.
Alangkah gembiranya
Benyamin mendengar cerita abgnya yang selalu dikenangnya sejak ia hilang
meninggalkan rumah bersama-sama saudara-saudaranya berkelah beberapa tahun yang
lalu. Ia segera memeluk abangnya kembali seraya berkata: "Aku tidak dapat
bayangkan betapa gembiranya ayah bila ia mendengar bahwa engkau masih hidup
dalam keadaan segar bugar, sihat afiat, menguasai suatu kerajaan besar, tinggal
didalam istana yang diliputi oleh segala kemewahan dan kemegahan. Sebab sejak
engkau menghilang ayah kami tidak pernah terlihat gembira. Ia selalu diliputi
oleh rasa sedih dan duka, tidak pernah sedikit pun bayanganmu terlepas dari
ingatannya. Demikianlah keadaan ayah kami hai Yusuf sejal engkau menghilangkan
rumah dan menghilang, sampai-sampai menjadi putih matanya karena kesedihan dan
tangisnya yang tidak ada hentinya."
Kisah pertemuan Yusuf dengan saudaranya dikisahkan dalam Al-Quran
pada surah "Yusuf" ayat 58 sehingga 69 yang bermaksud :
"Dan saudara-saudara Yusuf dtg {ke Mesir} lalu mereka masuk
ke {tempat}nya. Maka Yusuf mengenal mereka, sedang mereka tidak kenal {lagi}
kepadanya.
Dan tatkala Yusuf menyiapkan bhn mknannya, ia berkata:
"Bawalah kepadaku saudaramu yang seayah dengan kamu {Benyamin}, tidaklah
kamu melihat bahwa aku menyempurnakan sukatan dan aku adalah sebaik-baik
penerima tamu?
Jika kamu tidak membawanya kepadaku, maka kamu tidak akan mendapat
sukatan lagi drpku dan jgn kamu mendekatiku".
Mereka berkata: "Kami akan memujuk ayah kami untuk membawanya
{ke mari} dan sesungguhnya kami benar-benar akan melaksanakannya".
Yusuf berkata kepada bujang-bujangnya: " Masukkanlah brg-brg
{penukar kepunyaan} mereka ke dalam karung-karung mereka, spy mereka mengetahui
apabila mereka telah kembali kepada keluarganya, mudah-mudahan mereka kembali
lagi".
Maka tatkala mereka telah kembali kepada ayah mereka {Ya'qub}, mereka
berkata: " Wahai ayah kami, kami tidak mendpt sukatan {gandum} lagi, {jika
todak membawa saudara kami}, sebab itu biarkanlah saudara kami {Benyamin} pergi
bersama kami supaya kami mendpt sukatan dan sesungguhnya kami akan benar-benar
menjaganya".
Berkata Ya'qub: "Bagaimana aku akan mempercayakannya
{Benyamin} kepadamu, kecuali seperti aku telah mempercayakan saudaranya {Yusuf}
kepada kamu dahulu?" Maka Allah adalah sebaik-baik penjaga dan Dia adalah
Mahga Penyayang di antara para penyayang.
Tatkala mereka membuka brg-brgnya, mereka menemukan kembali
brg-brg {penukaran} mereka dikembalikan kepada mereka. Mereka berkata:
"Wahai ayah kami, apa lagi yang kami inginkan. Ini brg-brg kami
dikembalikan kepada kami dan kami akan dpt memberi makan keluarga kami dan kami
akan dpt memelihara ksaudra kami dan kami akan mendapat tambahan sukatan
{gandum} seberat seekor unta. Itu adalah sukatan yang mudah {bagi Raja
Mesir}".
Ya'qub berkata : "Aku sesekali tidak akan melepaskannya
{pergi} bersama-sama kamu sebelum kamu memberikan janji yang teguh atas nama
Allah bahwa kamu akan pasti membawanya kepadaku kembali, Kecuali jika kamu
dikepung musuh ". Tatkala mereka memberi janji mereka, maka Ya'qub
berkata: "Allah adalah saksi terhadap yang kami ucapkan {ini}".
Dan Ya'qub berkata: " Hai anak-anakku, janganlah kamu masuk
bersama-sama dari satu pintu gerbang dan masuklah dari pintu gerbang yang
berlainan namun demikian aku tidak dpt melepaskan kamu brg sedikit pun daripada
{takdir} Allah. Keputusan menetapkan {sesuatu} hanyalah hak Allah; kepada-Nya
aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal
berserah diri".
Dan tatkala mereka masuk menurut yang diperintahkan ayah mereka
,maka {cara yang mereka lakukan itu} tiadalah melepaskan mereka sedikit pun
daripada {takdir} Allah, akan tetapi itu hanya suatu keinginan pada diri Ya'qub
yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan , karena
Kami telah mengajarkan kepadanya. Akan tetapi kebanyakkan manusia tidak
mengetahui.
Dan tatkala mereka masuk ke {tempat} Yusuf, Yusuf membawa
saudaranya {Benyamin} ke tempatnya. Yusuf berkata: "Sesungguhnya aku {ini}
adalah saudaramu,maka janganlah kamu berdukacita terhadap apa yang mereka telah
lakukan."
{Yusuf : 58 ~ 69}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar